Persiapan Touring Jarak Jauh


Setelah saya melihat buku kecil saya yang berwarna hitam kumal, ternyata disitu ada banyak tulisan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan ketika saya harus berangkat touring motor dengan jarak jauh, antara lain:
Persiapan Motor
Motor harus dalam keadaan fit, diperiksa dan tune-up di bengkel AHASS
(Astra Honda After Sales Service).
Kenapa saya harus ke AHASS? Karena motor saya merek Honda-Tiger maka saya memerlukan jaminan dari AHASS jika ada ada sesuatu dalam perjalanan khususnya “engine trouble”. Setidaknya, AHASS punya bengkel yang sejenis di daerah dan ini bisa dijadikan rujukan. Biasanya AHASS menggunakan produk standard (bukan modifikasi). Jika touring jarak jauh maka biasanya
kondisi motor dibuat sebagai motor standard, yaitu memakai knalpot standard, bermesin standard, shock breaker standard, lampu dan kelistrikan juga harus dibuat standard.
Persiapan Perlengkapan Pendukung
Tidak lupa assesories motor juga harus dilengkapi. Untuk assesories atau perangkat tambahan ini biasanya saya datang ke bengkel non-AHASS karena biasanya AHASS tidak akan bersedia melengkapi perangkat tambahan seperti klakson hella atau klakson stable, braket box, pasang box utama, pasang box samping, windshield, engine guard dan lain-lain. Jadi, biasanya saya memiliki 2 bengkel yang menjadi rujukan sebelum saya berangkat touring jarak jauh.
Satu hal yang paling penting, jika saya hendak memeriksakan motor ke bengkel untuk tujuan touring apalagi jarak jauh, maka saya hal itu lakukan minimal satu minggu sebelum keberangkatkan. Dan saya selalu mengatakan kepada pihak bengkel kalau pemeriksaan dan tune-up ini untuk keperluan mengikuti touring jarak jauh ke kota X.
Saya harus jujur kepada bengkel mengenai tujuan dan rute perjalanan touring jauh yang dimaksud agar pihak bengkel mengatisipasi semua kebutuhan motor saya selama perjalanan. Juga, saya mintakan jaminan untuk semua parts yang tidak diganti, apa dan bagaimana, atau juga jaminan untuk parts yang sudah diganti apakah motor saya sudah layak menempuh jarak sekian KM sesuai dengan rencana perjalanan dan rute yang saya inginkan. Semua saran dan masukan dari para mekanik bengkel selalu saya pertimbangkan untuk dituruti, karena hal ini semata hanya demi kebaikan dan suksesnya perjalanan touring jarak jauh yang saya inginkan.
Selesai urusan motor dan segala asesorisnya, maka saya pun harus mempersiapkan diri dengan segala perlengkapan lainnya untuk menunjang perjalanan touring jarak jauh ini agar bisa sukses, antara lain:
Foto 3: Perlengkapan Tambahan, Top Case, Side Box, Tank Bag
Melengkapi set kunci-kunci atau tools motor (kunci pas dan kunci ring dengan semua nomor), obeng, tang, kabel tambahan, isolasi, ban dalam cadangan, bohlamp cadangan, busi cadangan, oli adangan, tali kopling cadangan, tali gas cadangan, perlengkapan P3K, kain lap, senter, batu baterai, oli rantai (jika perlu), pisau/cutter. Biasanya saya membawa sebuah tas tools kit yang dapat  menyimpan semua alat-alat tersebut.
“Gear and Apparel” dan perlengkapan Pribadi
Jaket touring, sarung tangan, sepatu boot, rompi, helm berkualitas, jaket hujan, baju ganti, celana ganti, baju dalam ganti, baju-baju hangat saya akan bawa jika tujuan ke lokasi ber iklim dingin. Celana dalam ganti, kaos
kaki ganti, sarung tangan cadangan, balaclava cadangan, masker
cadangan, perlengkapan mandi, dan kebetulan saya adalah pengguna kacamata minus maka saya juga membawa kacamata cadangan. Alat jaring (net), tali penyangga, kantong plastik untuk baju kotor, topi dan kupluk jika tujuan ke lokasi yang ber suhu dingin, sandal, celana pendek, handphone, charger handphone, dan kamera tidak akan pernah terlupakan.
Foto 4: Memilih Jaket & Helm Touring yang berkualitas
Jika perjalanan bersifat adventure touring, dimana saya memang belum pernah menuju ke lokasi tujuan atau tempat tersebut, mungkin lokasi masuk dalam kawasan terpencil, atau lokasi sangat jauh dari kota besar, maka biasanya saya menambahkan perangkat outdoor dan perangkat adventure
antara lain pisau lipat, alat GPS, Kompas manual dan perangkat HT (hand transceiver).
Foto 5: Perangkat tambahan HT, GPS, Kompas, Pisau Lipat, Kamera Namun, belumlah lengkap jika peta/map sebagi lokasi tujuan tidak ikut dibawa. Walaupun saya sebagai peserta biasa, saya selalu membiasakan diri untuk memiliki peta sendiri, karena peta ini sangat penting untuk melihat perjalanan, jarak KM antar kota, serta kota-kota yang akan dilalui.
Walaupun Jakarta–Bandung sudah sering dikunjungi, tetapi seringkali warga Jakarta tersesat di Bandung. Oleh karena itu, saya harus punya peta sendiri yang membantu saya dalam perjalanan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Joke saya adalah: ke Bandung saja bisa tersesat, bagaimana jika saya ke Bali?
Foto 6: Memiliki peta sendiri yang diletakkan di Tank Bag
Mengumpulkan Informasi Adalah penting untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebelum saya berangkat, saya perlu tahu keadaan alam, keadaan masyarakat, situasi terkini apa yang telah terjadi di wilayah yang akan dilewati.
Ada banyak sumber-sumber informasi terbaru yaitu melalui media TV, majalah, surat kabar, intenet, dsb-nya.
Foto 7: Mengumpulkan informasi, kliping koran sebagai salah satu cara
Untuk kondisi terakhir biasanya, saya selalu
mencari dan mendapatkan dari teman yang sudah pernah touring
ke tujuan yang saya inginkan. Ini adalah cara yang paling mudah. Saya tidak pernah malu untuk bertanya atau
gengsi bertanya.
Saya selalu berusaha jujur mengatakan kalau saya
baru pertama kali ini ikut touring jarak jauh. Yang saya
ingat adalah, semua orang juga sudah mengalami proses yang sama dalam menjalani touring, yaitu
dimulai
dengan “pertama kali” touring.
Pengalaman saya, adalah sangat dianjurkan untuk banyak membaca forum touring di website atau situs-situs
internet karena disitu ada banyak pengalaman teman-teman yang sudah melewatinya, dan biasanya mereka
akan menceritakan pengalamannya. Contohnya seperti yang sudah ada di forum touring website Komunitas
Honda-Tiger Indonesia.
Memiliki Daftar Pustaka
Untuk perjalanan touring wisata, artinya ketika
saya mau menikmati keadaan alam dan geographi sebuah
daerah, maka biasanya saya
juga memiliki dan membaca beberapa artikel serta daftar pustaka untuk
menambah informasi ke parawisataan, agar ketika saya tiba di tujuan tersebut, maka saya
tidak hanya
bengong saja, tetapi setidaknya saya sudah dibekali dengan berbagai
informasi yang sudah di baca sejak dari
rumah.
Milikilah buku-buku kecil wisata suatu daerah
yang mudah kita dapatkan ketika kita menuju toko buku. Bisa
jadi, nantinya
kita-lah yang akan menjadi guide wisata buat teman-teman yang lain, padahal kita
sendiri
sebelumnya belum pernah datang kesana.
Referensi Peta Saku
Beberapa peta yang baik dan lengkap adalah peta saku dari PERIPLUS
yang bisa di beli di toko buku
Periplus. Peta periplus ini sangat sederhana, mudah dilipat dan lengkap dengan informasi kota-kota kecil
berikut dengan jarak KM antar kota.
Sedangkan untuk peta lainnya, tapi sayang sekali
kebanyakan model peta sangat lebar dan sering tidak
lengkap dengan kota-kota kecil, namun demikian peta seperti ini sangat mudah diperoleh di toko-toko buku.
Sekedar saran saya dan ini jika ada kesempatan, hadirilah pameran-pameran
parawisata dan kunjungi stand
daerah yang seringkali memberikan peta dan informasi wisata secara gratis.
Referensi Peta Bakosurtanal
Jika punya kesempatan, kunjungilah pameran yang dihadiri oleh BAKOSURTANAL
(Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional). Ketikan pameran atau expo berlangsung, badan ini sering menyediakan petapeta
gratis untuk daerah tertentu, bahkan kalau beruntung kita bisa mendapatkan buku-buku bagus.
Saya beruntung, pernah menghadiri pameran
geopasial dan mendapatkan 2 buku gratis dari Baskosurtanal,
yaitu Buku Ekspedisi Geografi Indonesia edisi 2006 dan Buku Ekspedisi Geografi Indonesia edisi 2007
yang
didalamnya sarat dengan berbagai informasi wisata dan geographi, dan juga dilengkapi dengan peta-peta
sebagai supplemen.
Informasi dari Wanadri
Lebih menarik lagi, ketika saya ingin menambah
wawasan berbagai kegiatan outdoor dan wisata dari para
pencinta alam yaitu hanya
membaca buku atau buletin yang dikeluarkan oleh WANADRI
(Perhimpunan
Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung).
Saya sampai hari ini masih sering membeli buku-buku Wanadri di toko-toko outdoor sekitar Jakarta untuk
sekedar menambah wawasan dan informasti penting seputar kegiatan para pencinta alam berikut
dengan
cerita-cerita perjalanan yang sangat menantang.
Kalaupun touring sampai harus nyasar masuk hutan
dan penuh rimba, maka kita dituntut bagaimana
seharusnya bisa survive, maka
paling tidak saya sudah dibekali dengan informasi dari buletin Wanadri
tersebut. Terima kasih untuk Wanadri, walaupun saya bukan anggota tetapi sudah banyak
artikel dan
beberapa cerita ekspedisi yang membuat saya jadi ikut melebur didalamnya.
Informasi dari Taman Mini Indonesia Indah
Kalau ternyata informasi yang saya
perlukan dirasakan masih kurang dan saya masih penasaran, misalkan
saya punya rencana Adventure Touring Goes To Southern Sumatera
antara lain
melewati jalur Lampung,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Barat tetapi
sayang informasinya masih minim, maka cara yang
paling mudah untuk mendapatkan
informasi wisata ini adalah berkunjung ke TMII
Taman Mini Indonesia
Indah.
Saya pernah mampir ke setiap
pondokan rumah daerah setiap provinsi yang dimaksud dan saya menjamin
setiap informasi yang saya butuhkan akan semakin lengkap karena hal ini sudah pernah
saya lakukan ketika
saya ingin touring ke Sumatera bulan Mei 2007.
Ketika itu saya pergi ke pondokan
Lampung dan Bengkulu menanyakan langsung jalur pantai barat yang
tidak lazim, yaitu jalur TNBBS Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Bengkunat, Krui
dan Bengkulu dan
saat itu saya sangat dibantu, malahan diberikan beberapa nomor telepon Pemda setempat.
Yang pasti ketika menuju TMII ada
banyak brosur yang diperoleh dengan berbagai sumber mulai dari tingkat
Provinsi, tingkat Kabupaten hingga tingkat Kecamatan.
Kontak Person dan Nomor Telepon
Tambahan lagi, yaitu saya harus memiliki nama kontak person kemana saya akan pergi, dan saya simpan data
nama-nama tersebut dalam catatan penting dan save di handphone. Karena nama
kontak person tempat kota
yang akan dituju akan sangat banyak membantu saya.
Antara lain mencari penginapan murah dan bagus,
makanan favorit, wisata yang menarik dan semuanya yang dibutuhkan pasti dilayani teman-teman, asalkan
sudah membuat janji lebih dulu sebelum keberangkatan.
Kebetulan saja saya anggota RAPI, ketika saya ingin
berangkat ke Lampung saya pernah mancar di radio
VHF 2 meter melalui pancar ulang RAPI
I/142.000
O/143.550 mhz. Melalui percakapan dengan seorang
rekan RAPI yang berlokasi di Lampung, saya beruntung bisa menanyakan banyak hal tentang Lampung.
Bahkan rekan ini memberikan sejumlah nomor telepon, dan frekuensi kerja beberapa teman RAPI
yang
mungkin bisa saya hubungi sewaktu-waktu. Bahkan kini, fasilitas “RAPI
gateway-e1025
adalah salah satu
kemajuan teknologi berbasis internetI.
Jika anda adalah anggota RAPI, dan saat ini sedang on-line di PC, maka anda bisa berkomunikasi secara live
melalui internet dengan sesama anggota, Ini sama seperti “call conference”, tapi khusus anggota RAPI.
Artinya, semakin lengkap semua data dan informasi
yang telah memberikan kepada saya keyakinan jika
touring jarak jauh bukanlah hal yang sulit.
Selain itu saya juga melengkapi
beberapa nomor telepon penting antara lain Kantor Polisi yang mana catatan
ini saya pernah dapatkan melalui sumber milis. Intinya untuk sekedar jaga-jaga jika
ada sesuatu hal penting
sampai memerlukan bantuan polisi.
Sebaiknya, sebelum keberangkatan buat dulu “Surat Jalan” dari Kantor Polisi Sektor sesuai dengan alamat
domisili KTP. Jika keberangkatan dalam jumlah banyak, sebutkan juga nama para peserta
sebagai anggota
Tim.
Technical Meeting dan Pre-Touring
Jika saya melakukan perjalanan
touring jarak jauh dengan beberapa orang (dalam satu group), maka biasanya
saya dan rekan-rekan lain harus saling kenal dalam kurun waktu yang lama. Sewaktu
saya merencanakan ikut
perjalanan touring jauh, saya berusaha membangun “Team Work” sejak dari awal.
Seharusnya semua rekan yang ikut harus mengikuti Technical meeting untuk sepakat dalam “Team Work”.
Semua peserta harus sama-sama melakukan koordinasi dan pembagian kerja seadil-adilnya, dan
terakhir saya
harus juga melakasanakan “Pre-Touring” untuk mengenal lebih dekat antara pribadi dari masing-masing
peserta, antara lain “riding style” & “skill riding”.
Apapaun, saya harus bisa mengenal kebiasaan buruk per individu dari masing-masing peserta tersebut. Paling
tidak sudah tau kebiasaan-kebiasaan yang nantinya bisa dimaklumi atau di-antisipasi.
Hal-hal yang “baik” haruslah diambil, dan sebaliknya untuk hal-hal yang “buruk” atau ketika saya tidak
setuju, maka hal ini saya harus sampaikan dan saya minta koreksi secara bersama. Misalkan, saya melihat ada
rekan yang punya kebiasaan start molor alias ngaret,
tidak punya disiplin waktu, jam istirahat lebih dari pada biasanya, maka hal ini harus saya bicarakan dengan Tim. Bersama Tim sama-sama membuat kesepakatan,
namun, perihal waktu setidaknya masing-masing peserta haruslah bisa saling meng-kondisikan sesuai
keadaan dan situasi dilapangan.
Membangun “Team Work” dan kebersamaan, jangan hanya mementingkan diri sendiri (individualistis).
Keuangan dan Pembatalan
Sangat dimaklumi jika touring jarak
jauh memerlukan biaya tinggi. Siapkan anggaran dan perhitungan
dengan seksama, jika diatas kertas tertulis rencana keuangan berkisar Rp2,5 juta, maka biasanya
saya
mempersiapkan dana 2 kali lipatnya atau minimal menjadi Rp 5 juta.
Jangan main-main dalam hal
keuangan! Jangan pernah berharap saya akan mendapat bantuan keuangan dari
teman! Jangan pula saya berharap akan dibelikan rokok, atau juga biaya hotel akan
dibayarin oleh teman!
Saya selalu menjauhkan cara berpikir seperti itu karena uang tidak pernah bisa bekerja sama.
Biasanya ada 3 alasan pembatalan,
yaitu karena masalah keuangan, waktu atau keluarga. Jika keuangan yang
menjadi masalah, maka biasanya peserta tersebut akan mundur perlahan dan batal dengan
berbagai alasan.
Tetapi, jika alasan karena waktu dan keluarga mungkin hal ini
masih bisa dipertimbangkan lagi, bagi rekan
yang memang sudah niat banget seringkali alasan waktu dan keluarga bisa di usahakan.
Apapun yang terjadi, apakah ada
rekan yang batal, setidaknya setiap peserta yang ingin berangkat touring
harus “berjiwa besar”. Jangan merengek ketika seorang teman dekat nantinya bisa juga
mendadak mundur,
batal atau tidak jadi ikut.
Jangan pernah kuatir, karena peserta yang sudah ber-”komitment” yang akan berangkat dalam perjalanan
touring jauh ini. Kalau pun komitment sudah kuat sejak awal, maka resiko “solo-touring” bisa saja terjadi,
kejadian ini merupakan konsekuensi agar touring tetap terlaksana sesuai rencana semula.
Mudah-mudahan informasi dan sharing ini cukup membantu. Selamat menjalankan touring, sekalipun touring
jauh.
Enjoy your touring where ever you go and don’t ever forget with your experience.

0 Saran anda ?:

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();
Copyright © 2013 Yazz.id